Juni 23, 2008

Seperti apa menjunjung nikmat?

Seperti beriring niat dan berulir senyum di awal hari, lalu berkalang syukur di penghujung malam.

Batu biru bertandang ke singgasana bulan tua;

Batu biru bertandang ke singgasana bulan tua dan berkata: “Purnamalah selalu wahai bunda malam! Jangan pernah berlutut tunduk pada si awan hitam atau hujan. Acap kali terinjak diriku yang ayu ini dibawah sana tanpa sinar rupawanmu. Berkenankah mengabulkan satu pinta dari safir indah seperti diriku ini atas jerih payah perjalanan panjangku padamu?”
Bulan tua mengangkat wajah, memandang iba lalu tersembul senyum tipis diatas raut tuanya; “Bila kau telah sanggup habiskan waktu bertahunmu dipenuhi lelah, merayapi langit hanya tuk menjamah singgsanaku dan hanya tuk meludah perihal keluh kesah, mengapa tak mampu dirimu beringsut barang selangkah dalam sekejap agar dirimu tidak terus terinjak dibawah sana?”