Januari 01, 2012

Kretek

Asap berkepul-kepul dari bibir menghitam. Tak peduli batuk tak kan pernah pensiun dalam hidupnya. Yang dia tahu tembakau itu selalu mengobati gundah hati, mengendurkan kernyit didahi, serta memotong pikiran tingkat tinggi soal atap yang hampir runtuh, istri yang terus mengeluh, seragam anak-anak yang bolong dan mertua yang butuh disokong. Asap kembali berkepul... Itu batang terakhir untuknya. Kemudian ia merogoh saku, tersisa lima ribu. Lalu ia berlalu, beras diwarung butuh ditanak untuk anak-anak. *Episode bapak tua yang merenung dibawah atap Jakarta saat kembang api memenuhi langit, gelas-gelas bergemerincing, dan tawa kaum adam hawa berkelas berderai lepas*