Pagi
sudah menggedor-gedor jendela. Perempuan muda sibuk membungkus sisa
mimpi malamnya dalam selimut. Tas besar disambar, dompet kusam ia
genggam. Detik sibuk menarik-narik kaki agar menyambangi ujung jalan
sepi. Motor butut sudah menunggunya disudut.
Laki-laki muda
bernafas lega. "Kukira tak kan sempat kududukan kau dibelakang
punggungku. Hampir aku mati dimakan jawaban tak pasti".
Perempuan muda menjawab pelan. "Aku sudah membeli pasti dari waktu yang semalam ku sembelih. Darahnya aku sapu dengan selimutku lalu kugantung diatas atap mimpi yang terapung".
"Kau bawa serta semua dalam selimutmu itu?", tunjuk laki-laki itu.
Perempuan mengangguk. "Aku akan menyimpannya hingga ujung kala.
Terkecuali bila kau putuskan untuk mendua, aku ingin menyulutnya dan
membawa serta kau didalamnya".
Ia tempelkan bokongnya diatas
jok tua. Motor butut berjalan pelan diatas bebatuan. Menuju desa yang
bersedia meminjamkan seorang penghulu sebelum mereka mati terburu.
*Dara dan Bagus, sepasang suara yang tinggal didalam kepala*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar