Oktober 22, 2012

Lari


Pagi sudah menggedor-gedor jendela. Perempuan muda sibuk membungkus sisa mimpi malamnya dalam selimut. Tas besar disambar, dompet kusam ia genggam. Detik sibuk menarik-narik kaki agar menyambangi ujung jalan sepi. Motor butut sudah menunggunya disudut.


Laki-laki muda bernafas lega. "Kukira tak kan sempat kududukan kau dibelakang punggungku. Hampir aku mati dimakan jawaban tak pasti".


Perempuan muda menjawab pelan. "Aku sudah membeli pasti dari waktu yang semalam ku sembelih. Darahnya aku sapu dengan selimutku lalu kugantung diatas atap mimpi yang terapung".


"Kau bawa serta semua dalam selimutmu itu?", tunjuk laki-laki itu.


Perempuan mengangguk. "Aku akan menyimpannya hingga ujung kala. Terkecuali bila kau putuskan untuk mendua, aku ingin menyulutnya dan membawa serta kau didalamnya".


Ia tempelkan bokongnya diatas jok tua. Motor butut berjalan pelan diatas bebatuan. Menuju desa yang bersedia meminjamkan seorang penghulu sebelum mereka mati terburu.


*Dara dan Bagus, sepasang suara yang tinggal didalam kepala*

Tidak ada komentar: