Februari 02, 2008

Berkawan setan


Kau tak bahagia walau aku mengiringimu tukmelaknati tangan setan, kawan. Haram katamu, namun kau enggan tuk beringsut pula. Otakmu yang sunyi mulai sekarat ditombaki titik koma. Cagak api-api gelora menjilati hitammu yang mulai padam. 

Sahabat, penggal lengahmu! Atau desah setan akan menyusupi selimut tidurmu, akan melucuti pakaian dalam di otakmu, akan mengupasi dirimu hingga lupa bahwa surga-Nya belum akan tiba. Bakul rintihanmu pasti akan kandas diseret hela kuda-kuda nirwana dunia, juga ringkik iblis, dan jentik jemari halus ular belang. 

Bangun! Bangun dari buaian busur lembayung senja neraka! Kenapa kau tak jua beringsut? Lalu kupandang mayang pekatmu yang menjuntai terurai. Aku terperangah.Ternyata kamu juga setan. Rambutmu juga terbakar merah. 

Kamu setan merah! Jijik aku melihat tetes liurmu. Dendang dendamku menyusupi aorta jantung hati. Tajam mata pisau lelah mengukir kosong jiwaku. Guratnya tak segan menolak sangkalmu. Kamu memang busuk! Pergi saja kamu setan! Aku tak ingin menusukmu dan turut jadi bagian dirimu.

Tidak ada komentar: