Januari 01, 2008

Aku, ombak, beratus hari


Kukuhku berdiri disini untuk menunggumu, ombak. 
Menjilat ujung kaki coklatku
Membaurnya bersama deraian pasir
Basah, berbuih dan mengering
Ombak beringsut pergi, jauh ketengah

Ini dia datang lagi
Menggulung tinggi, gemuruh riuh
Menyeret semua ketepi
Meninggalkan semua disana
Teronggok ditepian
Basah, berbuih dan mengering 

“Sudah beratus hari, ombak”, 
Aku berbisik untuk mengusik. 
Ombak acuh tak acuh terus bergulung
Tak peduli bisikku meninggi

“Aku tegar, ombak”, teriakku lagi. 
Ombak berdesir pelan
Berlari-lari dari tengah
Menyambangiku dengan cepat
Menjilat ujung kaki coklatku
Membaurnya bersama deraian pasir

“Tegarmu menguap diantara keluhmu”, 
Jawaban ombak menghujamku.
Dalam, dalam sekali
Kemudian pergi
Bergulung kembali ketengah samudera hati
Kukuhku berdiri disini
Menunggu ombak menepi
Lagi dan lagi

"Bilakah kamu bawa serta kekasih yang terlarung beratus hari?",
Aku bertanya
Lagi dan lagi

Tidak ada komentar: