Januari 01, 2008

Mencari makna diri kekasih yang berfikir


Untuk apa senyum itu harus ada, sayang? Aku tahu, kamu pasti bahagia. Ada kenang yang bangkit meraja dikepalamu. Dia yang telah berlalu dan gerai rambutnya, gemulai berayun berderai tawa, dan wangi tubuhnya memperkosa akal dikepalamu. 

Sadarmu berlalu begitu saja. Terhempas ke angin senja. Tertiup bayu dari surganya. Lalu buat apa lamunan hadir? Aku tahu, otakmu sibuk berfikir. Bosankah kau lihat bibirku mencibir? Penatkah mencumbu gula-gula getir? Aku tahu, otakmu sibuk berfikir. 

Gamelan tarinya diotakmu terus membahana. Lalu untuk apa tangismu tetap ada? Ataukah jujurmu padaku sedang bertahta? Ataukah dirimu sulit bergemulai dengan masa yang ada.

Bila duka terus melanda, bila suka berbatas pecahan asa, bila nurani terus bergema dalam dusta, tangismu untuk apa? Cari, cari sendiri maknamu. Pikiranku sudah mati malam lalu. Mati dimakan lelahku. Mati dimakan cemburu. Teronggok kaku dalam ruang bisu.

Tidak ada komentar: