Januari 01, 2008

Asa yang terperkosa


Ada rintihan berkejar terengah
Kemudian bibirnya bergetar penuh keluh kesah dan desah
Matanya basah, hatinya gundah
Terseret kesudut kamar hati nan suram
Pandang rambut dan jiwa yang sama kusut
Pandang juga baju dan hati yang sama robek
Sementara tangan berkuku runcing mengais sisa harapan dari ubin dingin tak bertuan
Kelangit-langit lapuk kelabu dan busuk
Wajah kurusnya menengadah dengan mata terpejam khusyuk
Harapannya hanya agar angin kejujuran dapat membawanya serta
Ketempat terindah dimana seharusnya ia bernaung, di bawah mega bahagia tanpa hujan tanda tanya.

Tidak ada komentar: