Melati kecil berlari tergesa, mengukur pematang sisa sawah mengering.
Melati kecil bercakap dengan angin, lalu mencerca semilir kuat yang mengarus deraskan layang-layang rapuhnya.
Ia meraung meratapi remah sisa rapuhnya.
Cuma bahagia itu yang tersisa, hanya kepingan itu sisa mimpinya, agar ia tak perlu pulang, agar ia tak meniti umurnya dikamar mungil bersama perempuan sundal bernama bunda.
Januari 03, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar